Kamis, 29 September 2016

Cara Mengetes Batere Palsu Atau Sudah Drop

pada alat-alat yang membutuhkan arus relatif besar (setara kapasitas baterai ), tak jarang kita temui baterai gagal untuk memberikan supply arus. sebagai contoh kamera digital yang memakai baterai NiCd atau NiMH bertipe AA dengan kapasitas antara 600-1000mAh, kamera menarik arus 1 Ampere. tak jarang pada baterai palsu atau baterai yang sudah drop kemampuannya tak mampu mensuppy arus 1 Ampere ( indikator menunjukkan low batt ).
.
namun lain halnya jika kita menggunakan alat elektronik yang menarik arus kecil, misal jam dinding, senter LED dan sebagainya. yang intinya hanya menarik arus 10-50 mA. Baterai palsu atau bahkan baterai drop sekalipun masih mampu untuk menghidupkannya sampai muatannya benar-benar habis ( LED menyala redup sampai akhirnya tidak menyala sama sekali ).
.
pada baterai yang masih memiliki kemampuan ( alias tidak drop ) hampir-hampir tidak dapat kita bedakan dengan yang drop ( atau baterai palsu / kualitas rendah ), jika hanya kita ukur voltasenya tanpa memberi beban. 
.
namun begitu kita beri beban misal 1 Ampere selama 5 menit, ia akan gagal dan tak jarang terbaca kurang dari 0,5 volt atau bahkan - ( negatif ) ketika kita ukur dengan multitester.
.
jadi cara termudah untuk mengetahui apakah baterai tersebut drop atau tidak adalah dengan memberi beban sehingga baterai mengalirkan arus 500-1000mA ( 0,5-1 Ampere ) dalam waktu 5 menit. jika masih dalam keadaan diberi beban, dan terbaca tegangan kurang dari 1 volt ( tak jarang kurang dari 0,5 volt atau bahkan terbaca minus alias negatif ). bisa disimpulkan baterai sudah drop ( atau palsu jika masih baru )
.
lalu bagaimana dengan aki / baterai 6 volt ? 9 volt ? 12 volt ?
.
misal baterai 6 volt 4 AH jika ia mampu mensupply arus 4 Ampere selama 5 menit, dan pada multimeter terbaca 6 volt ( setidak-tidaknya tidak terbaca kurang dari 5 volt ). maka boleh dianggap baterai masih baik ( tidak drop ). tak jarang pula pada baterai yang dropnya sudah parah, saat kita beri beban dan mengalirkan 4 Ampere akan terbaca 5 volt atau 4 volt.
.
demikian pula pada aki 12 volt 4Ah, jika mampu mengalirkan arus 4 Ampere dan masih terbaca 12 volt pada multitester, maka aki masih tergolong baik.
.
cara ini juga dipakai untuk mengetes aki mobil 35 AH misal dengan memberi beban lampu 110 watt ( 2 buah lampu mobil @ 55 watt ), jika lampu menyala terang atau terbaca 12 volt, maka aki masih baik. namun jika diberi beban lampu 35 watt saja tidak mampu ( lampu cepat redup hanya dalam tempo 5 menit ), maka aki tersebut dropnya sudah parah.
.
namun cara diatas sebenarnya tidak cocok untuk mengetes kemampuan aki SLA atau 20HR atau deep cycle battery. Baterai ini didesain untuk mengalirkan listrik 20 jam dengan arus 1/20 dari kapasitas.
misal aki 12volt 4 Ah, akan mampu mengalirkan arus 200 mA selama 20 jam. 
aki SLA 12v 7AH, akan mampu mengalirkan arus 350 mA selama 20 jam
.
berbeda dengan starter battery ( misal pada aki motor, mobil ) yang didesain pada 10HR alias mampu mengalirkan arus 1/10 dari kapasitas selama 10 jam
jadi aki 12v 4AH akan mampu mengalirkan 400mA selama 10 jam
.
namun tak jarang aki 20HR / deep cycle battery diberi beban untuk alat yang mengalirkan arus 1 Ampere bahkan lebih. maka bisa dipastikan baterai akan cepat drop ( apalagi baterai palsu / berkualitas rendah ) baru dipakai 2 bulan sudah drop. 
contohnya ada pada UPS komputer yang biasanya hanya memakai aki SLA 12volt 4AH atau paling pol 12volt 7AH. ya jelas saja jika dalam tempo tak sampai 1 tahun aki sudah drop. karena sebenarnya aki jenis ini memang tidak didesain untuk mengalirkan arus sebesar itu.
.
jenis baterat mestinya disesuaikan dengan sistem kelistrikan yang ada.
.
sebagai contoh baterai bank berkapasitas 100 AH bertipe SLA. 
secara teori arus yang ditarik tidak lebih dari 5 Ampere ( 100/20 ). 
namun tak jarang dipakai untuk menghidupkan alat dengan daya 120 watt lebih ( artinya alat ini memakai arus 10 Ampere lebih ).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar